Friday, October 5, 2012

Tekan Biaya dengan Batu Bata Merah Pres


Pernah melihat bangunan yang dipenuhi aksen batu bata? Tentu menarik dan terkesan nyeni. Batu bata yang sering dipakai itu adalah batu bata pres, tak perlu diplester lagi dengan pasir dan semen. Selain terlihat klasik dan alami, batu bata press sangat menghemat biaya.

Batu bata pres kerap dimanfaatkan sebagai bangunan Pura di Bali. Tapi dewasa ini sudah banyak berkembang untuk membangun rumah. Harga batu bata pres atau sering disebut batu bata expose memang lebih mahal dibandingkan batu bata biasa, namun akan menghemat saat aplikasi di bangunan.

Di tempat perajin genteng Sokka MTY Abadi, Berjo Kulon, Sidoluhur, Godean Sleman misalnya. Batu bata press dijual dengan harga Rp800 per biji, sedangkan batu bata biasa Rp500. Selisih ini, menurut pemiliknya, Haryanti, tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan biaya plester dan perawatan batu bata biasa.

Selisih harga itu disebabkan cara dan bahan batu bata pres berbeda dengan batu bata biasa. Tentu saja hasilnya jauh berbeda. Batu bata pres menggunakan tanah liat dan sedikit lumpur, kemudian digiling sampai halus, dicetak dengan tangan lalu dipres dengan mesin, dijemur, baru dibakar dengan kayu.

Sebelum dipres bahan itu diolesi solar sehingga licin dan padat. Ukurannya sama dengan batu bata biasa, hanya saja ada lubang berbentuk prisma. Saat membangun rumah, lubang itu diisi dengan semen dan pasir yang diaduk, gunanya untuk merekatkan satu sama lain.

Sementara batu bata biasa menggunakan tanah liat dan banyak lumpur sehingga hasilnya kurang bagus dan mudah pecah. “Batu bata pres tidak mudah pecah. Dibanting saja tetap utuh,” kata Haryanti ditemui belum lama ini.

Dengan batu bata pres, pemilik bangunan tidak akan banyak mengeluarkan uang guna membeli pasir dan semen sebagai perekat, pun tak perlu membeli cat. Lantaran batu bata pres lebih mahal, biasanya pengguna membelinya hanya untuk mempercantik taman atau teras. Tapi bagi mereka yang gemar dengan suasana rumah yang adem dan berjiwa seni, biasanya membuat semua dinding dari batu bata pres.

“Ting-ting”
Memasang batu bata pres tidak bisa asal-asalan seperti memasang batu bata manual. Perlu ketelitian dan kesabaran. “Butuh waktu lama untuk membuat bangunan dari batu bata pres dan biasanya dilakukan oleh orang yang sudah ahli,” lanjut perempuan berusia 35 tahun ini.

Untuk mengetahui batu bata pres berkualitas, sebelum membeli teliti dengan baik. Haryanti menyarankan agar pembeli menyeleksi dan memilih bata yang masih halus, ambil dua bata lalu pukulkan satu sama lain, jika berbunyi “ting-ting” dan tidak pecah berarti bata itu berkualitas.

Selain itu, imbuh Haryanti, cermati pula warna batu bata pres. Pilih yang berwarna merah, jangan yang putih atau hitam. “Kalau pembakarannya pakai jerami pasti warnanya putih atau hitam, tapi kalau pakai kayu bakar warnanya merah. Itu yang paling bagus,” lanjutnya. Salah satu pengguna batu bata press adalah Rumah Makan Dapur Bata di Jalan Damai, Sleman. Dapur yang melingkar, dengan mudah diakses pengunjung itu tampak unik. Penataannya sangat rapi dan alami.

Shodiq Rochadi, Marketing Dapurbata yang menyaksikan pembangunan sejak proses awal mengakui bahwa batu bata press sangat efisien. “Kami memang memunculkan batu bata expose tanpa ada tembok biar unik dan lebih ngirit,” ujarnya.

sumber